Pada 2022 lalu, rangking Indonesia di Indeks Kebebasan Pers (IKP) Dunia merosot ke peringkat 113 dari 180 negara. Penurunan ini menjadi indikator berbahaya bagi jurnalis dan media terutama ketika menghadapi tantangan yang cukup berat di tahun politik menjelang pemilu serentak 2024. Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara
Sejumlah upaya untuk melawan disinformasi telah dilakukan oleh berbagai pihak dengan ragam cara, mulai dari meningkatkan kapasitas media dan jurnalis dalam mendeteksi hoaks hingga memberdayakan warga masyarakat melalui praktik jurnalisme warga maupun literasi media. Namun, banjir hoaks dan disinformasi semakin tidak terbendung, dan dikhawatirkan akan
Teknologi digital membuat penyebaran informasi demikian cepat melalui medium perangkat komunikasi seperti telepon pintar dan platform media sosial. Bak pisau bermata dua, teknologi digital tak hanya menyebarkan pengetahuan, melainkan juga hoaks atau berita palsu yang begitu mudah menyebar di masyarakat. Teknologi digital juga memiliki ancaman
Indonesian Association for Media Development (PPMN) under the USAID-supported program called The Asia Pacific Regional Support for Elections and Political Transitions (RESPECT) Invites you to join the Data Driven Journalism Training program. This data journalism training and fellowships program will indirectly improve the quality of
Dalam dua tahun terakhir kasus-kasus kekerasan dan serangan terhadap jurnalis dan aktivis hak asasi manusia (HAM) makin meningkat. Hal ini berimbas pada iklim demokrasi Indonesia yang ikut terkikis. Tidak dipungkiri bahwa untuk mengukur kualitas demokrasi, salah satu indikatornya adalah kebebasan pers. Sementara rangking Indonesia pada
Pers adalah bagian dari gerakan masyarakat sipil dan kelompok pembela HAM yang juga menjadi pilar demokrasi. Saat ini kontrol pemerintah terhadap pers seakan kembali ke masa otoritarian. Pers yang seharusnya menjadi ruang dialog sehat untuk mengusung sistem demokrasi yang berkualitas justru dikebiri melalui praktik pembatasan
Kompetisi ini adalah bagian dari program Democratic Resilience yang dijalankan oleh The Asia Foundation (TAF) dengan melibatkan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) sebagai mitra nasional. Program Democratic Resilience bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat sipil atas hak informasi yang berkualitas untuk kebebasan berekspresi dan
Jakarta, 11/04/2022. Yayasan Tifa bersama Human Rights Working Group (HRWG) dan Perhimpunan Pengembangan Media Nasional (PPMN) yang didukung oleh Kedutaan Belanda (The Embassy of The Kingdom of The Netherlands) menggagas Program Jurnalisme Aman. Program ini didasari oleh fakta-fakta bahwa kebebasan pers dan kekerasan terhadap jurnalis
Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) dengan dukungan USAID dan Internews, mengundang Anda untuk mengikuti program Training of Trainers (ToT) “Safety and Security for Women Journalists and Activists”. ToT akan dilaksanakan secara tatap muka selama 5 (lima) hari di Jakarta pada akhir Maret 2022. Tidak dikenakan