JARING Aman: Hibah liputan kolaborasi

Dalam dua tahun terakhir kasus-kasus kekerasan dan serangan terhadap jurnalis dan aktivis hak asasi manusia (HAM) makin meningkat. Hal ini berimbas pada iklim demokrasi Indonesia yang ikut terkikis. Tidak dipungkiri bahwa untuk mengukur kualitas demokrasi, salah satu indikatornya adalah kebebasan pers. Sementara rangking Indonesia pada hasil Indeks Kebebasan Pers (IKP) Dunia 2021 justru merosot ke peringkat 113 dari 180 negara.

Menurunnya IKP di Indonesia seakan menjadi lampu kuning bagi pegiat media dan insan
pers bahwa jurnalisme sedang tidak baik-baik saja. Media dan jurnalis yang menjadi tonggak demokrasi mulai dirapuhkan oleh sistem kekuasaan yang tidak sehat. Jurnalisme pun tumpul di saat publik butuh suara tajam untuk mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak pada kelompok tertindas.

Jurnalisme Aman, sebuah program yang digagas oleh tiga lembaga nirlaba: Yayasan Tifa, Human Rights Watch Group (HRWG), dan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) melihat masalah besar yang membuat pers dan jurnalis semakin terkekang, yakni belum adanya mekanisme sistematis mengenai upaya perlindungan terhadap profesi jurnalis.

Beberapa lembaga independen dalam lima tahun terakhir memang telah memulai upaya perlindungan terhadap jurnalis dengan berbagai pelatihan keamanan dan keselamatan, terutama dari serangan digital. Berdasarkan pantauan PPMN, tren serangan digital akan semakin meningkat dalam dua sampai tiga tahun mendatang, terutama menjelang tahun politik. Kemampuan dasar melindungi diri, aset digital, dan siber akan mengurangi risiko saat jurnalis melaksanakan pekerjaannya.

Namun upaya itu rasanya belum cukup. Kasus-kasus serangan dan ancaman terhadap jurnalis, baik yang terjadi di ranah fisik maupun digital, harus ditindaklanjuti secara lebih serius. Bukan hanya dalam aspek legal atau hukum, namun juga penyadaran publik melalui pemuatan cerita-cerita menarik tentang upaya pemberangusan kebebasan pers lewat serangan terhadap media dan jurnalis.

PPMN bersama dengan Jaringan Indonesia untuk Jurnalisme Investigasi (JARING), newsroom yang didirikan PPMN sejak 2015, mendorong munculnya karya jurnalistik dalam format indepth reporting yang memuat cerita tentang serangan terhadap jurnalis dan pers, upaya perlindungan pers oleh media dan aktivis, atau cerita lain yang berkaitan dengan kebebasan pers dan menampilkannya dalam platform multimedia.

Publik berhak tahu bahwa jurnalisme, pers, dan demokrasi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Konten bermutu yang berisi persoalan keamanan jurnalis dan kebebasan pers secara tidak langsung akan meningkatkan kesadaran publik. Atau bahkan pemangku kebijakan agar lebih serius dalam menangani kasus ancaman dan kekerasan terhadap jurnalis dan pers.

PPMN dan JARING mendorong jurnalis dan pegiat media di Indonesia untuk berkolaborasi dalam memproduksi konten-konten bermutu semacam ini. Kolaborasi menjadi penting karena dalam keadaan penuh risiko dan ancaman, jurnalis dan media tidak lagi bisa bekerja sendiri.

Konten atau hasil liputan kolaborasi akan diterbitkan dalam platform multimedia yang dapat diakses publik dengan bebas. JARING.id sebagai salah satu media non profit akan memfasilitasi penerbitan konten-konten tersebut apabila media tempat jurnalis yang berkolaborasi tidak memiliki fitur pendukung multimedia. 

Tata pelaksanaan hibah liputan
  1. Lima tim kolaborasi akan mendapatkan dana hibah untuk peliputan isu yang
    membahas kekerasan terhadap jurnalis maupun ancaman terhadap kebebasan pers.
  2. Setiap tim kolaborasi terdiri dari minimal dua jurnalis dari dua media yang berbeda,
    baik di level lokal maupun nasional. Media dengan platform apapun boleh terlibat
    dalam kolaborasi (televisi, radio, multimedia, digital, cetak, dsb).
  3. Setiap tim memproduksi konten dalam platform multimedia di medianya masing-masing dan dapat diakses bebas oleh public.
  4. Jika media yang bersangkutan tidak memiliki fasilitas/platform multimedia, hasil liputan tetap harus dipublikasikan dengan standar pengemasan media (teks, foto, ilustrasi, dsb) dan versi multimedia akan dipublikasikan di situs JARING.id.
  5. Untuk memproduksi konten multimedia, jurnalis dan media yang berkolaborasi
    boleh bekerja sama dengan pengembang web atau ahli visual konten.
  6. Sebagai referensi konten multimedia yang interaktif, Anda bisa mengacu pada
    beberapa situs ini atau yang sejenis:
    https://vik.kompas.com/merapah-trans-jawa-5/
    https://catalonia.citizenlab.ca/
    https://lautanapi.netlify.app/#/
Topik dan tema peliputan

Setiap kandidat tim penerima hibah liputan kolaborasi boleh mengusulkan maksimal tiga
topik yang berbeda. Kami memberikan kebebasan pada tim untuk memilih topik ceritanya masing-masing. Namun untuk memudahkan pemilihan topik, PPMN merekomendasikan beberapa tema yang bisa menjadi acuan. Tema ini berdasarkan riset dan dokumen advokasi HRWG dan Yayasan TIFA:

1. Jurnalis dan ancaman UU ITE dan KUHP
2. Praktik doxing dan persekusi terhadap pekerja media
3. Peretasan dan pengambilalihan aset digital dan siber
4. Kekerasan aparat keamanan terhadap pekerja media
5. Pelecehan seksual dan kekerasan terhadap jurnalis perempuan
6. Ancaman terhadap pers mahasiswa, kreator konten, dan jurnalis warga
7. Perlindungan terhadap kerja-kerja jurnalistik

Mentor liputan

PPMN dan JARING.id melalui program Jurnalisme Aman akan memberikan dukungan
pendampingan bagi seluruh tim kolaborasi yang terpilih. Tim pendamping atau mentor
terdiri dari jurnalis, aktivis, dan psikolog yang melingkupi tiga aspek:

1. Damar Fery Ardiyan, Editor JARING.id (mentor jurnalistik)
2. Dhyta Caturani, Pegiat keamanan digital (mentor keamanan digital dan fisik)
3. Psikolog klinis (mentor psikososial)*

Setiap mentor akan menyediakan waktu satu kali seminggu untuk berdiskusi secara daring dengan tim penerima hibah.

Indikator penilaian

PPMN bersama para mentor akan menyeleksi usulan liputan yang masuk. Setiap usulan cerita akan dinilai secara objektif dengan mempertimbangkan indikator penilaian di bawah ini:
1. Relevansi dan urgensi cerita yang akan diliput
2. Ketersediaan data dan informasi awal
3. Ketajaman angle peliputan
4. Konsep interaktif dari hasil liputan
5. Waktu peliputan

Setiap indikator memiliki skala penilaian 10-100

Waktu pelaksanaan

Kegiatan peliputan hingga publikasi akan berlangsung mulai Agustus sampai November 2022.

Dana peliputan

Program Jurnalisme Aman akan memberikan dukungan dana hingga maksimal Rp28 juta untuk setiap tim yang terpilih.

Tertarik untuk daftar?

Daftarkan diri kamu di https://bit.ly/JARING-Aman paling lambat Jumat, 27 Agustus 2022. Hanya kandidat yang masuk seleksi akhir akan dihubungi lebih lanjut.

Jika ada hal yang perlu ditanyakan atau dukungan lain yang dibutuhkan, silakan hubungi melalui e-mail ke info@ppmn.or.id cc: nana@ppmn.or.id dengan subject email: Pendaftaran Hibah Liputan Kolaborasi – JARING Aman.