Hilda Sriwanti, Bantu Perempuan dan Anak Pulihkan Trauma

Akhirnya mengubah pandangannya dalam memaknai hidup. Bahwa hidup harus memberikan manfaat besar bagi orang lain. Itu adalah kebahagiaan yang tak bisa terukur. Sejak tahun 2010, wanita kelahiran 1981 ini memutuskan untuk menjadi pekerja sosial di Kementerian Sosial. Statusnya kontrak. Tugasnya melakukan pendampingan terhadap korban-korban kekerasan, terutama perempuan dan anak. Gajinya pun hanya setara Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan III.A atau sekitar Rp 3 juta untuk saat ini. Bahkan lebih kecil lagi pada kondisi tahun 2010 yang hanya Rp 1,2 juta. Tapi bukan gaji yang dia cari. “Walaupun kami tidak punya meja, tidak punya kursi, nggak punya dana operasional, yang penting kami bisa mendampingi, bersama anak-anak (korban kekerasan, red). Punya tanggung jawab untuk membantu mereka,” ungkap Hilda saat berbincang dengan bincangperempuan.com belum lama ini. Ibu dua anak ini merupakan lulusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bengkulu (Unib) tahun 2004. Dia sempat bekerja kantoran. Namun memutuskan untuk berhenti.
Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi.
Id velit senserit constituam eum. Ferri deleniti definitionem sea ut, mel ei oratio soluta. At altera virtute iuvaret nam, eam maiorum invidunt ut, ne has mollis iisque. Pri at mundi soleat deserunt, cum tota appareat in. Ne duo odio lorem commune, vocibus oporteat cu eum, ad animal timeam patrioque pri.Delectus ponderum atomorum ne has, ut qui unum neglegentur consequuntur, erant option argumentum in vel. Est id atomorum periculis instructior, fuisset appetere complectitur in usu. An movet liberavisse vix. Dicunt tractatos at nam, vis eu movet facete option, ne pri dolores contentiones. Nibh lobortis adipiscing ex sed, sumo virtute copiosae pri no, te erat feugait propriae mel eu prima.