Tips Wawancara dan Penggalian Data 

Skillful interviewing is the basis for all good reporting and writing.”

– Kristin Gilger, an American journalist. 

Sumber foto: Netflix

Berbeda dengan percakapan biasa, Wawancara jurnalistik (journalism interview) adalah cara jurnalistik untuk mengambil suatu informasi, opini, dan pengalaman dari seorang narasumber.

Yang membuat sebuah wawancara berbeda dengan dari percakapan biasa adalah reporterlah yang menentukan arah pertanyaannya. 

Tapi apa saja yang harus jurnalis siapkan untuk melakukan wawancara?
Sumber: Netflix

Persiapan Wawancara

Jurnalis harus menguasai materi, memastikan apa yang ingin diketahui, dan buat pertanyaan kunci.

Bikin Janji dengan Narasumber

  1. Jika narasumber beralasan tak punya waktu.
    Tawarkan tempat dan waktu yang nyaman buat narasumber.  Beri batasan waktu juga.
  2. Jika narasumber khawatir bahwa cerita yang akan Anda tulis membuat mereka tampak buruk.
    Kemukakan secara baik-baik  alasan mengapa  Anda ingin mewawancarainya.
  3. Jika narasumber menolak wawancara dengan alasan tidak tahu apa yang hendak dikatakan.
    Jelaskan dengan baik mengapa pandangan dia diperlukan untuk membuat tulisan tersebut.
  4. Jika narasumber sulit dihubungi.
    Dapatkan nomor teleponnya, hubungi sekretarisnya, tunggu di kantornya, tunggu di rumahnya, dll.

Etika Wawancara

  1. Perkenalkan diri dengan jelas. 
  2. Jelaskan maksud wawancara. 
  3. Datang 15 menit sebelum wawancara dilangsungkan. Atau jika tidak bisa, usahakan ON TIME. 

Pelaksanaan Wawancara 

Siapkan alat wawancara

Sumber: Netflix

Siapkan dasar alat untuk melakukan wawancara seperti kamera, pena, buku catatan, dan perekam suara untuk mempermudah proses wawancara.

Menyusun daftar pertanyaan berdasarkan riset

  • Hati-hati dengan pertanyaan pertama, karena pertanyaan pertama lah yang paling menentukan apakah wawancara akan berlangsung lancar atau tidak. 
  • Jika Anda memiliki waktu panjang, awali dengan mengajukan pertanyaan  ringan yang membuat narasumber merasa nyaman. 
  • Ajukan pertanyaan terbuka, yang bisa memancing narasumber untuk bisa menjelaskan/menguraikan hal yang ingin kita gali. Pertanyaan terbuka juga terkesan tidak menghakimi. 
  • Ajukan pertanyaan tertutup jika kita ingin mengonfirmasi suatu fakta atau informasi.

Fokus untuk mendengarkan narasumber 

Selalu lakukan kontak mata dengan narasumber saat mengajukan pertanyaan atau mendengar penjelasan narasumber. Jangan terpaku pada daftar pertanyaan yang sudah Anda susun.
INGAT: jurnalis yang baik adalah pendengar yang baik. 

Selalu perhatikan narasumber

Sumber: Netflix

Perhatikan hal-hal non-verbal dari narasumber –gerak tubuh, ekspresi wajah, dialek atau cara pengucapan sesuatu (paralanguage), apa yang dikenakannya (artifacts), gerakan.

Catat hal yang penting

Bikin catatan penting saat proses wawancara berlangsung. Meskipun sudah memakai recorder, jurnalis juga harus tetap mencatat peryataan penting. Ini akan membatu jurnalis dalam membuat lead berita dan kutipan yang menarik.

Pertahankan alur wawancara

Sumber: Netflix

Menjaga alur wawancara adalah terpenting bagi seorang jurnalis. Agar narasumber merasa nyaman dan aman, jurnalis harus menciptakan keseimbangan antara percakapan dengan narasumber.

Lakukan Konfirmasi

Di akhir wawancara, Anda bisa merangkum  hasil wawancara tersebut, mengonfirmasi ulang ke narasumber dan atau menanyakan apakah ada yang perlu ditambahkan. 

Tanyakan untuk mengontak kembali jika diperlukan

Anda juga bisa menanyakan apakah bisa mengontak narasumber lagi di luar jam kantor kalau masih ada hal yang perlu ditanyakan. Selain itu, Anda bisa menanyakan apakah ada orang lain yang ia rekomendasikan untuk diwawancara terkait hal tersebut.

On The Record, Off The Record, Background, Embargo

  • Kebanyakan wawancara adalah on the record, yang artinya jurnalis bisa mengutip dan mempublikasikan seluruh hasil wawancara tersebut dan menyebut identitas narasumber.
  • Jika narasumber bilang off the record, tanyakan apakah pernyataan tersebut masih bisa dikutip tanpa menyebut nama narasumber.
  • Jika narasumber tetap tidak mau dikutip, pastikan bahwa informasi tersebut bisa digunakan sebagai background, dimana Anda masih harus mengonfirmasi informasi tersebut ke sumber lain. 
  • Sementara jika informasi tersebut diberikan dan Anda baru boleh mempublikasikan informasi tersebut  pada waktu yang ditentukan maka itu disebut embargo. 
Sumber: TVN

Nah, setelah melakukan tips wawancara di atas, jurnalis juga perlu untuk meninjau kembali hasil wawancara untuk memastikan semua pertanyaan terjawab dan kutipan penting telah tercatat sebelum membentuknya menjadi sebuah artikel yang utuh.