Orang Muda Jadi Penentu Peta Politik

Unika Atma Jaya, 04 September 2023 – Sejumlah akademisi dan praktisi media membahas perkembangan demokrasi di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan bagaimana orang muda berperan di dalamnya dalam sebuah diskusi publik bertajuk Peran Orang Muda dan Media dalam Mendukung Masa Depan Demokrasi di Asia Tenggara.

Diskusi itu menjadi bagian dari rangkaian acara Collaborative Regional Conference Indonesia yang digelar secara kolaboratif antara Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) dan Universitas Katolik Atma Jaya yang didukung Perhimpunan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) di bawah program The Asia Pacific Regional Support for Elections and Political Transition (RESPECT). 

Kegiatan itu dibuka oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria melalui sebuah video rekaman. Dalam sambutannya, Nezar menyampaikan orang muda dan media merupakan dua kelompok yang paling penting dalam keberlanjutan masa depan demokrasi.

Pertumbuhan orang muda di dunia terus bertambah. Tujuh tahun dari sekarang jumlahnya mencapai 1,3 miliar atau hampir seperempat dari populasi dunia. Pertumbuhan itu seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang identik dengan generasi muda dan membuat peran mereka semakin penting.

“Asia Tenggara adalah rumah bagi generasi muda yang tumbuh cepat. Saya percaya demografi seperti ini sangat signifikan bagi masa depan demokrasi. Kita butuh melibatkan banyak individu muda dan mendengar suara mereka,” kata Nezar.

Sementara untuk kelompok media, fungsinya sebagai anjing penjaga tidak boleh memudar. Di samping terus menjalankan fungsi lainnya yakni menyediakan informasi yang berkualitas dan memposisikan diri sebagai kekuatan yang mengamplifikasi suara kelompok yang tertindas.

Diskusi publik mengenai peran orang muda dan media dalam demokrasi berangkat dari fenomena di negara kawasan Asia Tenggara yang akan atau telah menghadapi pemilu. Di negara-negara seperti Filipina, Timor Leste, Thailand, dan Indonesia, suara orang muda sangat diperhitungkan dalam menentukan arah peta politik.

Di Filipina, Presiden Fredinand “Bongbong” Marcos Jr berhasil memenangkan pemilu dengan memperoleh 30 juta suara di penghitungan cepat. Mayoritas pemilih Marcos Jr berusia di bawah 30 tahun, mereka yang belum lahir saat Marcos Sr menjadi diktator.

Sementara itu di Indonesia, pada pemilu 2024 mendatang suara pemilih di rentang usia 17-39 tahun mencapai 60% dari total populasi yang miliki hak suara. Ironisnya, menurut survey yang dilakukan pada 2021 lalu, 42,32% di antaranya mengaku tidak tertarik menguak informasi soal politik.

Peran orang muda dalam menentukan arah peta politik bukan hanya bergantung saat mereka ada di bilik suara. Media dan media sosial menjadi alat penting untuk menyalurkan aspirasi politik sekaligus memberikan pendidikan politik bagi orang muda.

Direktur Eksekutif PPMN, Fransisca Ria Susanti mengatakan media dan demokrasi adalah dua hal yang tak terpisahkan. Tanpa media yang kuat, yang mampu menjadi ‘watchdog’ sekaligus ‘guidedog’, maka tidak akan ada demokrasi yang tumbuh sehat di sebuah negara.

Pun sebaliknya, tanpa komitmen negara untuk memberi ruang kebebasan pers dan kebebasan berpendapat yang sehat, maka mimpi demokrasi suatu negara tidak akan pernah bisa terwujud.

Sudah bukan saatnya lagi bagi media saat ini untuk hanya berkutat pada isu-isu “elitis” dalam meliput pemilu. Jurnalis harus mampu mengangkat isu-isu akar rumput agar menjadi agenda politik bersama. Negara-negara di Asia Tenggara, membutuhkan media yang punya sikap kritis terhadap kebijakan negara terkait kepentingan publik.

“Media harus mampu menjadi kompas bagi warga yang diombang-ambingkan oleh disinformasi maupun misinformasi yang semakin marak di tahun politik. Warga pun mesti memiliki sikap kritis untuk tidak larut dalam upaya dukung-mendukung atau menyebar informasi yang belum dapat diverifikasi kebenarannya,” kata Fransisca.

Sementara itu Chief of Party Program RESPECT, Theresia Joice mengatakan orang muda menjadi pihak yang diperebutkan dalam kontestasi politik, serta secara langsung atau tidak langsung terpapar masalah-masalah global yang kompleks. Oleh karena itu penting untuk memberi dukungan kepada mereka dalam mengambil kesempatan dan mendorong kehidupan demokrasi yang lebih sehat.

Salah satu yang dimandatkan program RESPECT adalah mendukung setiap upaya yang mengarah pada proses politik dan pemilihan umum yang inklusif, berintegritas dan terlegitimasi di negara-negara kawasan Asia Tenggara. “Kami ingin memberikan dukungan kepada orang muda untuk mengeksplorasi informasi, data, analisa, serta meningkatkan kompetensi literasi media dalam menyongsong pesta demokrasi Indonesia,” ungkap Joice.

Sebelumnya program RESPECT melakukan hal serupa saat berkolaborasi dengan Dewan Pers Timor Leste melaksanakan satu rangkaian kegiatan untuk orang muda jelang pemilihan presiden 2022. Pada Mei 2023 lalu, PPMN di bawah program RESPECT juga berkolaborasi dengan Asosiasi Jurnalis Timor Leste (AJTL) dalam penyelenggaraan Collaborative Regional Conference jelang pemilu parlemen.

Rangkaian acara Collaborative Regional Conference Indonesia terdiri dari diskusi publik yang dihadiri akademisi seperti Hurriyah dari Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia, Salvatore Simarmata dari Universitas Katolik Atma Jaya, dan Arie Putra, pegiat media sosial dan pendiri Total Politik.

Selain itu terdapat kelas workshop yang membahas bagaimana menggunakan media sosial dalam mempromosikan demokrasi dan pemilu yang berintegritas oleh kreator konten dan praktisi media sosial, Ferry Irwandi dan Budi Adiputro. Serta kelas workshop liputan terbaik ExcEl Award 2023 oleh tiga jurnalis pemenangnya, Zevonia Viera (Timor Leste), Martha Teodhoro (Filipina), dan Gloria Fransisca (Indonesia).


PPMN merupakan organisasi nonprofit yang berdiri sejak 2006. PPMN bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme media dan jurnalis serta memperluas akses informasi di Indonesia serta berbagai negara di Asia, melalui peningkatan kapasitas pekerja media, baik dalam skala nasional maupun lokal.

 

Program RESPECT adalah program lima tahun yang dikerjakan secara kolaboratif oleh Perhimpunan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) bersama PPMN sejak 2018 atas dukungan dari USAID. RESPECT bekerja untuk mendukung pelaksanaan demokrasi dan pemilu yang berintegritas di kawasan Asia Pacific.

Perhimpunan Pengembangan Media Nu


santara (PPMN) adalah organisasi nirlaba yang didirikan tahun 2006, bergerak dalam isu pemberdayaan jurnalis dan media. 

 

Narahubung: Agetha Tri Lestari (agetha@ppmn.or.id)