Hendra: Produktif Menulis Masalah Sosial di Desa

Sejak lama Hendra (36) senang menulis. Biasanya ia hanya menulis di sosial media dan sesekali mengirim ke media lokal, namun seringkali tidak bisa dimuat jika bermuatan kritik. Ia memang menaruh minat pada isu-isu sosial di sekitarnya. Berbagai forum diskusi termasuk dengan para jurnalis dilibatinya sejak ia masih mahasiswa. 

Suatu hari, Muh. Rizal, Koordinator Jurnalis Warga Sureq Luwu Utara yang merupakan salah satu teman diskusinya menawari untuk bergabung sebagai jurnalis warga. Hendra pun tertarik. Ia merasa lebih leluasa untuk menulis tentang apa saja yang memang secara fakta terjadi di lapangan. Apalagi tema utama Jurnalis Warga Sureq adalah mengenai tranparansi pengelolaan dana desa, yang merupakan isu yang sangat familiar dengannya, karena ia adalah sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa Tarra Tallu, Kecamatan Mappedeceng, Luwu Utara. 

Setelah tergabung dalam jurnalis warga Sureq, ia pun aktif menulis. Salah satu pengalaman yang cukup menantang baginya adalah saat ia harus melakukan liputan di lapangan. Di masyarakat, istilah jurnalis warga merupakan hal baru. Kebanyakan yang dikenal adalah wartawan yang lengkap dengan ID cardnya. Sementara ia tak memilikinya. Ia harus kreatif mencari cara untuk dapat melakukan liputan. 

“Yang menantang adalah saat meliput kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah dan hal-hal yang berbau kritik. Namun bagi saya, semakin sulit justru semakin menantang untuk saya selesaikan. Semakin menguji adrenalin sebagai pewarta masyarakat,” ujar Hendra, penuh semangat.

Hendra kerap menulis tentang permasalahan terkait kebijakan yang tidak berpihak ke masyarakat, atau berbagai isu yang kerap luput dari media massa.

“Salah satu yang menggembirakan adalah ketika permasalahan yang saya liput tersebut mendapat tanggapan dari pemerintah,” ujar Hendra. Ia menyebut contoh salah satu yang ditulisnya tentang bantuan sosial di masa pendemi pada Juni 2021. Tulisan tersebut langsung mendapat tanggapan dari dinas terkait melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Mereka langsung melakukan rapat pertemuan dengan penerima manfaat bantuan sosial. Hendra senang hal yang ditulisnya akhirnya memberi manfaat. 

Ia juga pernah menulis tentang kerusakan saluran pembuangan irigasi Bendungan Baliase, di Kecamatan Mappedeceng, Luwu Utara. Setelah tulisannya dimuat, langsung ditindaklanjuti dengan perbaikan oleh pelaksana proyek irigasi. 

“Pernah juga soal peruntukan dana desa untuk penyandang disabilitas ditindaklanjuti oleh Kades dengan memberikan bantuan kursi roda. Lalu di bulan Juli 2021, saya menulis tentang penggunaan lahan pribadi sebagai jalan tani alternatif oleh warga yang kemudian ditindaklanjuti pemerintah setempat dengan melakukan peninjaun jalan tani setelah diberitakan,” imbuhnya.

Camat Mappedeceng mendapatkan informasi tentang persoalan yang ditulis Hendra di kanal AtmaGo atau inputsulsel.com dan disebarkan lewat sosial media. Pak Camat kemudian meminta Hendra untuk meliput kegiatan di Kecamatan Mappedeceng. 

Keberhasilan tulisan yang mendapatkan respons dari pemerintah daerah tersebut membuatnya kian rajin dan semangat menulis. Ia merasa tulisannya tidak sia-sia karena dengan mengangkat persoalan masyarakat yang ada di seputarnya dan direspons oleh pemerintah daerah, maka gal itu membawa dampak peningkatan layanan bagi masyarakat. 

Ia menyatakan, selama proses bergabung menjadi Jurnalis Warga Sureq, ia bisa belajar belajar menulis dan berbagi cerita meliput bersama teman jurnalis warga lainnya. Dengan aktifnya menulis, sebagian masyarakat desanya menganggapnya telah menjadi seorang wartawan. 

“Kalau ditanya, saya bilang saya jurnalis warga. Saya jelaskan apa itu jurnalis warga,” ungkapnya sambil tertawa. 

Tak hanya tulisan Hendra, beberapa tulisan dari Jurnalis Warga Sureq lainnya juga telah membawa dampak. Salah satunya, tulisan jurnalis warga Aksan yang menulis tentang jembatan gantung yang rusak parah di Desa Sassa Kecamatan Baebunta. Tulisan itu juga mendapatkan respons dari pemerintah daerah dan tak lama kemudian, jembatan tersebut diperbaiki. Bahkan secara teknis, pejabat kepala desa Sassa diperintahkan untuk melaporkan serta membuat ajuan ke kabupaten untuk perbaikan jembatan gantung tersebut.